Salam dari Mentari
Ukhti,
Pagi Syawal baru terbit
Jarum-jarum sinarku menusuk ujung retina
Menyatu dalam udara
Menerobos daun telinga
Akhi,
Dapatkah kau gambarkan eloknya Syawal pada
detik ini?
Kala takbir menyambut irama tasbih
Kala menit-menit duha tergantikan
Kala salam berjabat tangan
Kala sedih jadi senyuman
Saudariku,
Lunaskah kau mendekap usroh ayah bundamu?
Khatamkah kau membagi kasih dengan jiron urat
nadimu?
Wahai saudaraku,
Di sana langit lazuardi membiru
Dalam kebersamaan yang selalu dirindu
Dan cinta damai yang sekarang mudah berlalu
Lihatlah,
Dara-dara anggun melangkahkan kaki
Berhijab manis ke surga Illahi
Menebar salam ke kanan-kiri
Eratkah silaturahmi ibarat tali temali
Dengarkanlah,
Takbir, tahmid, tasbih bersahutan
Muda perjaka sunggingkan senyuman
Jabat tangan sentausakan persaudaraan
Tapi aku,
Tapi aku tak dapat menyentuhmu wahai saudara,
wahai saudariku
Dan aku, tak juga dapat menjadi selendang pelangi yang melengkungkan
senyum di sore harimu
Aku hanya sebentuk bintang yang ada saat
terang
Saat merpati mulai menyepi
Sang mentari memohon diri
Assalamualaikum ukhti dan akhi...
Comments
Post a Comment