Biografi Hasan Gafar (Ketua Pimpinan Muhammadiyah Wilayah Kalimantan Barat 1995—2005)
Hasan Gafar adalah seorang tokoh penggerak organisasi Muhammadiyah di
Kalimantan Barat. Beliau pernah menjabat sebagai ketua pimpinan wilayah
Kalimantan Barat selama dua periode dari tahun 1995—2005. Sebelum menjabat
sebagai ketua, Hasan mengikuti banyak kegiatan Muhammadiyah, yaitu Pandu Hizbul
Waton di Pemangkat, Pasukan Komando Pemuda Muhammadiyah, dan sebagai pengurus
ranting Muhammadiyah di Desa Bareng Tengah Malang hingga kemudian diangkat
menjadi ketua pimpinan wilayah Kalimantan Barat.
Terlahir di sebuah desa yang bernama Sepinggan di Kecamatan Pemangkat
(sekarang Sepinggan bagian dari Kecamatan Semparuk), pada 5 Mei 1945, Hasan
menyelesaikan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (l959) dan Sekolah Pendidikan Guru
Agama Pertama (1963) di desanya. Hasan kemudian melanjutkan Pendidikan Guru
Agama Atas Negeri di Pontianak hingga selesai pada akhir tahun 1964. Pada taun
1965, Hasan merantau ke Pulau Jawa yaitu Kota Malang untuk melanjutkan studinya
di IAIN Malang cabang Sunan Kalijogo Fakultas Tarbiyah. Akan tetapi, dapat
disayangkan Hasan gemar mengikuti demonstrasi-demonstrasi terhadap pemerintah
bersama rekan mahasiswa yang lain pada masa itu sehingga izin tugas belajarnya
dicabut dan pada tahun 1969 ia berhenti kuliah.
Setahun setelah berhenti kuliah, Hasan berangkat ke Riau yaitu ke
Tanjung Pinang. Ia mengajar menjadi guru agama di SMA Negeri Tanjung Pinang
selama enam tahun. Kemudian ia dimutasi dan kembali ke daerah asalnya yaitu
Kalimantan Barat. Hasan kembali mengajar di STM 1 dan STM 2 di Pontianak hingga
tahun 1979. Pada tahun 1980, beliau menjadi guru di Sekolah Pendidikan Guru
(SPG) hingga SPG ditutup pada tahun 1992. Beliau kemudian pindah ke Kantor Wilayah
Departemen Agama Provinsi Kalimantan Barat di bidang Penerangan Agama hingga
pensiun pada tahun 2002.
Pada tahun 1995—2005, Hasan menjabat sebagai ketua pimpinan wilayah
Muhammadiyah Provinsi Kalimantan Barat. Kancahnya sebagai ketua pasti memiliki
aral melintang, seperti banyak orang yang tidak sepaham dengan Muhammadiyah dan
memandang rendah Muhammadiyah. Selain itu, sebagai ketua, tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan untuk mengoordinasikan pekerjaan seperti pengamanan
aset dan kekayaan Muhammadiyah. Muhammadiyah memiliki badan amal usaha di
bidang dakwah, pendidikan, kesehatan, dan sosial. Misalnya di bidang
pendidikan, dengan adanya lembaga pendidikan dari sekolah dasar hingga
perguruan tinggi, bidang kesehatan seperti klinik, dan bidang sosial seperti
panti-panti asuhan, merupakan aset dan kekayaan Muhammadiyah. Oleh karena itu
agar tidak terjadi penyelewengan terhadap kekayaan yang ada, di dalam Muhammadiyah
terdapat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Berawal dari niat “amar ma’ruf nahi
munkar” yang menjadi semboyan Muhammadiyah, Hasan menggeluti organisasi ini
dengan ikhlas tanpa bayaran. Muhammadiyah tidak menggaji pengurus-pengurusnya,
melainkan mereka bekerja tulus dan ikhlas menjalankan Muhammadiyah. Dalam masa
jabatannya, bersama teman-teman Muhammadiyah yang lain, beliau mengusahakan
pembangunan SMA Muhammadiyah di Sambas dan SD Muhammadiyah di Pemangkat.
Sekarang, di usia sepuhnya, beliau masih menjadi dewan penasihat pimpinan
wilayah Kalimantan Barat. Muhammadiyah
mengajarkan ketulusan dan keikhlasan dalam bekerja kenangnya.
Comments
Post a Comment