Cerbung Tata dan Alwan (4)

Pulang dari sekolah, Tata diantar Alwan pulang ke rumah Papa karena sore akan ekskul drum band. Alwan pelatih ekskul drum band.
"Kasian Tata, kalau ditinggal sendiri di rumah, Abang antar ke rumah Papa, ya? Lagian udah 5 hari kan ga ke rumah papa?" bujuk Alwan. Ia merasa istrinya perlu teman.

Namun, ternyata papa sedang tidur dan Tata tak ingin mengganggunya.
Tata terduduk di kursi samping rumah sambil melihat kolam ikan dan pohon jeruk yang berjejer rapi.

Tata, memulai lamunan tentang pernikahnnya dengan Alwan.

"Tata ga mau sama Alwan, Pa. Tata takut, badannya kayak raksasa, Pa. Tangannya banyak bulu. Kan Tata bilang dia kayak pithecanthropus erectus. Tata cuma sedada dia, Papa. Tata ga mau, pokoknya, titik!"

"Tata, papa ga pernah ngajarin Tata menilai orang dari fisik. Papa laki-laki, papa tahu, mana laki-laki yang bisa jaga Tata, yang bisa bimbing Tata," jelas Papanya sambil menepuk pundak Tata.

"Tapi, jangan dia dong Pa. Dia 7 tahun lebih tua dari Tata. Tata baru 23 tahun dan dia udah 30 tahun Pa. Pakai kacamata lagi, ih pokoknya ga mau!"

"Tata mau hitung-hitungan usia? Papa dan mama terpaut 10 tahun. Papa lebih tua dari mama. Tapi mama ga pernah ngeluh. Tata anak Papa satu-satunya. kalau mau cari fisik sempurna, kayak yang dulu, Tata bakalan kecewa lagi. Masih ingat kan? Papa ga perlu jelasin lagi. Tata yang sakit. Papa ga mau Tata kecewa lagi. Menurut papa, Alwan insya Allah bisa jaga Tata, nak,"

"Alwan kok bisa sih bujuk Papa?" tanya Tata heran.

"Alwan ga pernah bujuk Papa. Niat Alwan baik. Hal yang baik ga boleh ditunda, nak. Insya Allah, Papa selalu doain Tata,"

Sampai akhirnya Tata menikah dan pindah rumah bersama Alwan. Tapi Tata bersikeras untuk selalu mandiri.
Pergi kerja sendiri, tidur sendiri, walau pun satu atap bersama suaminya.

Comments

Popular Posts