Kubenci Hari Senin


Episode malam Senin serius, tanpa ketawa. Terdengar sangat membosankan jika harus mengucapkan dengan kata Senin, Senin adalah hari kesibukan yang melelahkan, karena kata senin jauh dari kata Sabtu maupun Minggu bagi mahasiswa seperti aku wkwkwkw.. Senin adalah satu kata yang memberikan makna menyesakkan, karena awal rutinitas dimulai dan semua jadwal akan bermula dari hari Senin. Ya Allah mengapa kau ciptakan hari Seni ya Allah? L Aku galauuuu…
L
Pertanyaan bodoh Sisiw… ckckc
Allah menciptakan hari Senin, karena Nabi Muhammad akan lahir pada hari Senin, kalau tidak ada hari Senin, nabi Muhammad akan lahir pada hari apa coba? Ckckck -_-
Lagian hari pertama dalam satu minggu itu hari Minggu, coba liat dalam bahasa Arab, Ahad kan artinya satu, ya Ahadlah hari pertama dalam satu minggu, sedangakan Senin berasal dari kata Isnaini, disebut Isnin menjadi Senin yang artinya “dua”. Selasa berasala dari bahasa Arab “tsalasah” berarti tiga, dan Rabu berasal dari kata “rabiah” berarti empat, Kamis berasal dari kata “Khamisah” berarti lima, dan Jumat aku tidak mengerti, mungkin ini hari special yang Allah berikan untuk umat islam karena hari Jumat juga disebut hari Raya umat Islam, buktinya setiap Kamis ada orang yang berpuasa Senin-Kamis ya karena Jumatnya aka nada hari Raya, dan pada hari Jumat juga orang Islam yang laki-laki akan melakukan sholat Jumat secara berjamaah di masjid-masjid, serta pada hari Jumat sedekah akan dua kali lipat pahalanya loh, hehehe, dan pada hari Jumat juga disunahkan membersihkan diri dengan memotong kuku, merapikan janggut dan sebagainya. Untuk yang terakhir Sabtu berasal dari kata “Sab’atun” yang berarti tujuh, yaitu hari ke tujuh. Dapat kita simpulkan kawan ternyata minggu adalah hari pertama, hehehe… Ngelantur dulu dong ya, mau mulai nulis nih. Hahaha..

Oke, di malam Senin ini, di malam yang berbahagia ini, (cieee, kayak mau pidato Sisiw nih, wkwkwk :p) aku akan menceritakan pengalaman pertamaku bertemu dengan Bang Darwis Tere Liye, sebenarnya udah mau dari tadi sore sih menceritakannya, tapi yaaa kalian tau kan kalau aku  suka nunda-nunda kalo udah buka laptop dan nyolokin modem, hehehe…
Sebelum keberangkatan:
Setelah masak, aku telpon-telponan dulu sama do’i aku yang lagi ngambek ya maksudnya mau bujuk supaya ga ngambek lagi lah, apa lagi alasannya coba? :D haha.. Ketika udah pukul 12.00 si do’i nanya, kamu ga jadi seminar? Aku jawab, si Mamao kawan akau yang janjian mau ikut seminar ga bales sms, eh sorry mao, nama lu gua tentengin nih, tapi ssttt diam-diam aja lo. Hahaha, eh ternyata si mamonya ikut Osjur (Ospek Jurusan) ya biasalah anak Mipa, yang FKIP udah selesai Ospek, mereka baru gencar-gencarnya ospek gituan. Hahaha. Akhirnya sampai jam 12.30 Mamo masih ga ngasi kabar dan aku akhirnya memutuskan mencoba untuk pergi sendiri, kenapa untuk maju harus nyari kawan dulu? Kalau bisa sendiri, kenapa harus nunggu yang lain dulu? Ya terkadang untuk sukses kita harus mengajak orang yang kita sayangi untuk mau juga, ya tapi kalo udah ga ada kabar ya jangan dipaksain. Sorry mau gua pergi sendiri, hehehe.
Aku menelepon sepupu aku, karena aku ga tau jalan, capciscus ternyata di aula STKIP, trus STKIP itu dimana sih? Dan alangkah kupernya aku bahwa aku ga tau STKIP itu dimana, ya ga penting juga sih STKIP mau dimana. Hahaha. OOOOpppss tapi kali ini kayaknya penting deh Siw, lu kan mau seminar di STKIP?!!!
Astaghfirullah gua lupa -_- Ya Allah maafkan aku ya Allah, aku terlalu sombong L. Hiks hiks L
Jalan Ilham? Jawaban dari sepupu aku masih menimbulkan sejuta pertanyaan, Jalan Ilham itu dimana? Danau Sentarum itu dimana? Ampera itu dimana? Ya maklumlah belum genap setahun  tinggal di Pontianak, dan aku anak rumahan, lengkaplah sudah bahwa aku masih buta jalan -_- ckckck. Akhirnya suami Sepupuku membuat penunjuk jalan dari arah A.yani menuju jalan Kota Baru dank e Jalan Ilham dengan eta kecil atau bias juga disebut denah sih.
Jam goyang dikamarku menunjukkan pukul 12.35 (lebih cepat 10 menit dari jam normal), aku bergegas wudhu dan shalat, dan mengganti bajuku dengan baju warna hijau tua, jilbab hijau muda dan celana jeans hitam. Aku mengambil uang di dalam kocek tasku sebanyak Rp30000,00 ya pas lah untuk HTM seminar, padahal uangku di kocek tinggal Rp36000,00, dan sekarang sisa Rp6000,00 lagi, yasudahlah memang untuk mencari ilmu dan bertemu dengan orang sukses itu memerlukan modal. Hehehe J
Pukul 12.50 aku mengambil kunci motor dan tancap gas menuju Aula STKIP, di jalan kota baru aku tak henti melihat jalan ke arah kanan dan mencari Jalan yang bermerk Ilham, tapi tak kutemukan, hanya Morodadi, dan akhirnya aku mengingat kejadian kurang lebih enam bulan yang lalu, hehehe. Yasudah kita focus dulu ke topic Siw. Ckckck -_-
Aku ngebut, ya sengebut-ngebutnya aku, ya paling berani hanya bawa motor dengan kelajuan 50 km/jam , Trauma bro, sakit rasanya bawa motor laju-laju, hahaha :D. Aku meneruskan perjalanan dan berhenti di depan Jalan Ampera, dan muter lagi, karena Jalan Ilham sudah terlewat, mutar dan akhirnya ketemu jga STKIP itu ada di dunia ini, hahaha.
Gua masuk ke wilayah, dan memarkirkan Jupiter Z nya Mas Yuni, gua bilang, awas lu kemana-mana gua ikat lu. Ahaha. Aneh -_-
Gua masuk ke dalam ternyata ada Bang Ismail, abang kelas gua waktu SMP, tapi waktu itu dia sudah kelas 1 MAN, ternyata dia anggota FLP (Forum Lingkar Pena) dan lu tau kan gua pengen banget masuk forum itu. Wkwkwkwk. Eh kok sekali pake aku, sekali pake gua ya -_- ga konsisten. Ckckck pake gua aja ya, biar ga kaku kaku gitu, hehehe.
Di dalam Aula tepat pukul 13.22 gua sendirian, dan gua memutuskan untuk mengupdate status di facebook “Menghadiri Seminar Sastra Nasiona bersama Tere Liye J” alay banget gua, Ya Allah mengapa hambamu ini Alay ya Allah, maafkan hamba ya Allah -_- L hiks hiks.
Pukul 13. 52 bang Tere masuk ke Aula dan langsung membuka acara.
Pesan ilmu yang gua terima dari seminar tadi dan semua itu patut digarisbawahi.
Bang tere membuka acara dengan mengatakan bahwa dia menulis sejak 9 tahun dan baru terkenal pada usia 34 tahun, perlu waktu 25 tahun untuk dia dikenal dan tulisannya dibaca oleh masyarakat umum, tapi jangan khawatir, menulislah sejak sekarang dan penuhkan blogmu dengan tulisanmu dengan apa saja, teruslah produktif, blogmu akan dikunjungi orang tanpa kamu minta seperti Raditya Dika gitu Lho.. wkwkwk
Ada nasihat Cina mengatakan bahwa waktu untuk menanam pohon yang paling baik adalah 20 tahun yang lalu, begitu juga dengan menulis, waktu yang baik untuk menulis adalah tahun-tahun yang lalu, agar pada hari ini anda dapat menerima hasilnya, dan tidak akan disebut terlambat jika Anda mau memulainya hari ini, Insya Allah tulisan kalian akan dibaca pada tahun-tahun berikutnya (gua mulai hari ini loh bang nulis lagi, walaupun sekarang gua lebih suka curhat-curhat doang sih di blog, gua belum punya amunisi dan bekal untuk buat cerita lagi, Insya Allah gua sempat, gua akan nulis lagi, gua janji, hehehe J). Gua masih belum sehebat bang tere sih, ini Cuma nuangin dan mengingat yang bang ter bilang aja masih susah susah sulit buat nulisnya lagi, harap maklum ajalah. Wkwkwk.
1 Untuk Apa sih kamu nulis?
                Bang Tere mengibaratkan persahabatan Burung Pipit, Pohon Kelapa, dan kura-kura, mereka bersahabat semenjak burung pipit dan kura-kura masih menjadi telur dan kelapa masih menjadi tunas, mereka telah menjadi sahabat, hingga akhirnya mereka berpisah selama 3 tahun. Akhirnya mereka bertemu lagi di tepi pantai tempat pohon kelapa tumbuh, mereka saling menceritakan pengalaman, si burung pipit menceritakan bahwa dia terbang bebas berpindah-pindah kampong melihat pemandangan yang indah di daerah persawahan, si kura-kura dan pohon kelapa merasa takjub dengan cerita yang dikisahkan oleh si burung pipit, lalu si kura-kura juga tak kalah hebat mencertakan pengalamannya mengarungi samudera dan melihat benua lain, dan melihat manusia yang warna kulitnya lain, ternyata cerita si kura-kura lebih menakjubkan dan lebih memukau sahabatnya, tiba-tiba pohon kelapa merasa sedih, karena dia tidak pergi kemana-mana, dia hanya tinggal di situ-situ saja. Tetapi pada hakikatnya, pohon kelapa tersebut memberikan hal yang terbaik yaitu dengan buah-buah terbaiknya, dapat di impor ke beberapa Negara lain, tidak dapat dipungkiri bisa saja pohon kelapa yang ada di sini bisa di impor ke arab karena buah yang dihasilkan pohon kelapa tersebut berkualitas baik, bukankah begitu? Jadi berikanlah hal yang terbaik. Tanpa pohon kelapa tersebut berpindah ke benua lain, dia telah memberikan hal yang terbaik, dan mungkin saja pohon kelapa yang dilihat kura-kura dan burung pipit di tempat atau di benua lain tunasnya berasal dari si pohon kelapa yang sudah tua tersebut. Bisa saja kan? Ya pikirn kamu mengartikannya jangan terlalu sempit deh, ini Cuma analogi, benarkan sajalah. Hahaha :D
Itulah mengapa kita harus menulis, karena kita harus memberikan yang terbaik dari diri kita, bukan untuk dikenang, bukan untuk dapat banyak uang, tapi kita bisa memberikan manfaat, dan ilmu yang kita miliki. Sip kan! J Terima kasih bang tere, ilmunya melimpah dengan analogi seperti itu.




Comments

Popular Posts