GAYA BAHASA PADA "ANAK BAJANG MENGGIRING ANGIN" (Halaman 101-120)


Rama dan Sinta keluar dari kerajaan Ayodya bersama dengan Laksmana adik Rama menuju hutan belantara. Ketika tiba di hutan yang sepi yang tidak pernah sekalipun terlintas dipikiran mereka untuk tinggal, mereka dihadang oleh raksasa yang jahat, Wirada namanya. Wirada yang kelaparan untuk memakan manusia merasa sangat senang seolah-olah diberi umpan. Dewi Sinta, istri Rama hampir berhasil ditaklukkan oleh Wirada, tetapi Rama melepas panah secara beruntun ke arah Wirada yang dibantu juga oleh Laksmana, sehingga Wirada tidak dapat lagi menahan kesakitannya, ia kalah. Rama, Sinta, dan Laksmana kembali melanjutkan perjalanan. Mereka tiba di pertapaan Resi Yogiswara yang sakti, Resi Yogiswara sangat bahagia ketika bertemu dengan Rama, seolah-olah dia menemukan dewa Wisnu yang akan diutus untuk menyelamatkan dunia. Setelah bertemu dengan Rama, Resi tua mengakhiri hidupnya dengan membakar dirinya dia berkeyakinan bahwa dunia ini akan terjaga oleh Rama sebagai Wisnu.
Rama menjadi pertapa setelah pesan-pesan bijaksana dari Resi diterimanya. Akan tetapi, Laksmana mengingatkan Rama bahwa tujuannya keluar dari Ayodya bukanlah untuk menjadi pertapa, tetapi menjadi penyelamat di dunia. Ketiga anak manusia kemudian melanjutkan perjalanan, Laksmana adik Rama yang telah bersumpah tidak akan menikah seumur hidupnya, kemudian digoda oleh seorang perempuan cantik yang kaya raya, bernama Sarpakenaka. Laksmana tidak tergoda, malah menawarkan Rama untuk digoda. Apalagi Rama yang telah memiliki seorang istri yang cantik jelita dan sempurna yaitu Dewi Sinta, Sarpakenaka tidak sedikitpun menggetarkan hati Rama, kemudian malah menawarkan Laksmana untuk digoda oleh Sarpakenaka. Sarpakenaka yang merasa ditolak, sangat marah dan Laksmana mencium wewangian perempuan jahat seperti Sarpakenaka yang dipenuhi oleh gejolak nafsu. Laksmana pun marah, lalu menarik hidung Sarpakenaka sekuat tenaga, sehingga terbongkarlah penyamarannya bahwa dia adalah seorang raksasa yang menyamar menjadi wanita cantik untuk menggoda Rama dan Laksmana karena ia selalu haus akan laki-laki.
Sarpakenaka merasa dipermalukan, dan melaporkan hal itu kepada dua suaminya yaitu Karadursana dan Trimurda yang juga merupakan raksasa dengan mengubah jalan cerita, bahwa dia yang digoda oleh Rama dan Sinta. Karadursana dan Trimurda melakukan pertempuran sengit dengan Rama dan Laksmana, dan kemenangan didapatkan oleh Rama dan Laksmana. Sarpakenaka makin sakit hati atas kekalahan dua suaminya, dan akhirnya Sarpakenaka melaporkan hal tersebut kepada abangnya yaitu Rahwana, seorang raksasa yang jahat, kejam yang pernah memerintah di negeri Alengka. Ketika masa pemeintahannya, Alengka selalu penuh pertumpahan darah,rakyat tidak pernah tenteram karenaselalu diganggu oleh makhluk-makhluk halus. Sejak masa kecil rahwana telah menjadi pertapa yang menuntut ilmu hitam, dia menginginkan tidak pernah ada yang mengalahkan kekuatannya, dia bertapa selama lima puluh tahun. Setelah selesai dari pertapaannya, Rahwana kembali menuju Alengka dan meminta paksa jabatan sebagai raja Alengka kepada kakeknya. Dalam pemerintahan Rahwana Alengka menjadi kacau-balau dan selalu terjadi pertumpahan darah, paman dari Rahwana juga telah mengingatkan bahwa negeri menjadi sangat kacau, tetapi Rahwana tidak mengacuhkannya.
Suatu hari datanglah utusan dari kerajaan Lokapala yang diperintah oleh Prabu Danareja, yaitu saudara seayah lain ibu dari Rahwana. Danareja hanya mengingatkan bahwa Rahwana harus menghentikan penderitaan dunia, hal itu menyebabkan murka Rahwana kepada Danareja. Hingga terjadilah pertumpahan darah seayah di antara Rahwana dan Danareja. Danareja dan Rahwana memiliki kesaktian yang sama, hingga akhirnya Danareja diterbangkan oleh Batara Narada ke khayangan, maka negeri Lokapala menjadi kekuasaan Rahwana. Kemudian tiba-tiba Sarpakenaka menghadap Rahwana meminta bantuan tentang kejadian dirinya yang telah kehilang hidung, dengan cerita yang penuh kebohongan, akhirnya Rahwana membantu Sarpakenaka untuk membunuh Rama dan Laksmana.
Di suatu tempat yang lain, Rama dan Sinta sedang memadu kasih. Kemudian Sinta melihat kijang yang sangat indah bentuknya, dia meminta kepada Rama untuk menangkapkannya kijang yang indah itu. Rama pun pergi dan menitipkan Sinta kepada Laksmana. Tetapi semakin dikejar, kijang itu semakin sulit dikejar, sehingga makin lama Rama semakin jauh dari Sinta. Laksmana yang merasa cemas akan abangnya yang belum datang, menegur Sinta, bahwa dia tidak perlu meminta banyak hal kepada abangnya. Tetapi Sinta menjelaskan bahwa dia hanya menginginkan kijang. Lalu tiba-tiba, terdengar suara Rama merintih meminta pertolongan. Laksmana tidak terlalu mempedulikan suara rintihan itu, karena dia yakin abangnya sangat sakti dan tidak ada orang atau bahkan binatang yang bisa menyakitinya. Hal itu membuat Sinta curiga, bahwa Laksmana menyimpan hati untuknya, Sinta pun menangis karena menganggap Laksmana sebagai pengkhianat. Laksmana pun sedih dituduh seperti itu oleh Sinta, akhirnya dia memutuskan untuk mencari suara Rama yang merintih dan membuat lingkaran suci agar Sinta tetap aman apabila tidak keluar dari garis lingkaran itu.

Gaya Bahasa
1.      Personifikasi
a.       Bintang-bintangnya meneteskan gerimis air matanya.
b.      Malam yang dingin mengajak bulan keluar dari lubuk kegelapan.
c.       Serentak, terdengarlah suara langit.
d.      Burung-burung menyanyikan kecantikannya dalam suatu ramuan suara yang menyemarakkan rimba.
e.       Matahari mencium lembah-lembah gunung.
2.      Simile
a.       Ketiga anak manusia ini bagaikan kumbang-kumbang yang baru saja mengenal keindahan hutan dengan kumbang-kumbangnya
b.      Cinta Sinta terasa harum bagai wewangian kembang-kembang di sekitarnya.
c.       Matanya seperti bola api, panas terasa nafsunya
d.      Langkahnya anggun bagaikan daun-daun beterbangan.
3.      Metafora
a.       Senta memang pendiam, tapi keheningannya adalah irama yang selalu membawa Rama kepada impian akan kedamaian.
b.      Cinta adalah mawar yang mekar tanpa pertolongan musim manapun jua.
4.      Alusio
a.       Dan bunga melati mana yang tidak rela bila dijadikan penghias kondenya?
5.      Hiperbola
a.       Bergulung-gulung dengan darahnya yang membasahi bumi.

Comments

Popular Posts