Perubahan Unsur Serapan Bahasa Arab

PERUBAHAN UNSUR SERAPAN DARI BAHASA ARAB
Diajukan sebagai Tugas Kelompok
Mata Kuliah Bahasa Pendamping
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
oleh
Nama                                                  NIM
Siwi Annisa                                       F1011131002
Dina Kristina Klara                          F1011131036
Maura Aviolis                                    F1011131082
LogoUntanGIF.gif
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
PEMBAHASAN
PERUBAHAN UNSUR SERAPAN DARI BAHASA ARAB
Kosakata yang diserap bahasa Indonesia dari bahasa Arab mengalami berbagai proses perubahan, yaitu perubahan fonologis, kelas kata, dan sematik.
1.      Perubahan Fonologis Kosakata Serapan dari Bahasa Arab
a.       Penghilangan Bunyi Akhir, contohnya:
abadiyyu                abadi
gaibu                     gaib
b.      Perubahan Bunyi Akhir, contohnya:
ahlu                                   ahli                 
abdu                                  abdi
c.       Metatesis adalah perubahan letak huruf atau perubahan suku kata, contohnya:
ma’fu                     maaf
hukmu                   hukum
d.      Perubahan Artikulatoris
Perubahan artikulatoris adalah perubahan artikulasi yang alamiah terjadi, meliputi perubahan vokal, konsonan, dan perubahan konsonan dan vokal sekaligus.
Contoh perubahan konsonan:
Qiyamah               kiamat
Fardlu                   perlu
Contoh perubahan vokal:
Haiwan                 hewan
Hairan                   heran
Contoh perubahan konsonan-vokal:
Qishoh                   kisah
Qobul                    kabul
2.      Perubahan Kelas Kata Kosakata Serapan dari Bahasa Arab
Contohnya:
Kata
Kelas kata dalam bahasa Arab
Kelas kata dalam bahasa Indonesia
Mahir
Nomina
Adjektiva
Hamil
Nomina
verba
3.      Perubahan atau pergeseran Semantik Kosakata Serapan dari Bahasa Arab
Kata serapan dari bahasa Arab mengalami perubahan semantis dari makna asalnya. Berikut ini diketengahkan daftar kata-kata serapan dari bahasa Arab yang mengalami perubahan semantis tersebut.
Bahasa Indonesia
Bahasa Arab
Makna Leksikal BI
Makna Leksikal BA
Abad
Abad
Masa seratus tahun
Masa
Akrab
Aqrab
Dekat dan erat (ttg. Persahabatan);
Lebih dekat

Unsur Serapan dari Bahasa Arab Menurut para Ahli
1.      S. Effendi
Satu di antara pembakuan kata serapan dalam bahasa Indonesia adalah penyesuaian ejaan kata itu dengan bahasa Indonesia. Berikut ini akan dikemukakan beberapa catatan mengenai penguasaan ejaan kata serapan dari bahasa Arab (Effendi, 1994: 214). Penyesuaian itu bertalian dengan penulisan
a.       huruf shad (), sin (), tsa () ditulis dengan “s”;
b.      huruf zai (), dzal (), dan dzo () ditulis dengan “z”;
c.       huruf  kho () dan ha “kecil” () ditulis dengan “kh” untuk kho dan “h” untuk ha;
d.      huruf qaf (), huruf kaf () ditulis dengan “k”;
e.       huruf tho () ditulis dengan “t”;
f.       huruf hamzah (ء) ditulis dengan “k dan glotal”;
g.      huruf ain (ع) ditulis dengan “a, i, atau u” dan pada tengah kata ditulis dengan “k” ;
h.      huruf ta marbutah (ۃ) ditulis dengan “h atau t” pada akhir kata;
i.        dan huruf lain seperti ba, ta, dal, jim,  ra, syin, fa, lam, mim, nun, wau, ha, dan ya masing-masing ditulis dengan huruf b, t, j, d, r, sy, f, l, m, n, w, h, dan y (Effendi, 1994: 223).
Kelaziman penulisan bahasa Arab yang bertasydid dijadikan kaidah ejaan kata serapan dari bahasa Arab, karena kaidah itu tidak sesuai dengan kodrat tata bunyi bahasa Indonesia yang tidak mengenal konsonan yang dipanjangkan. Akan tetapi, kaidah tersebut tidak berlaku untuk penulisan Allah. Konsonan l pada kata itu tetap harus ditasydidkan dan ditulis dua huruf  ll dalam bahasa Indonesia, karena kata itu menyatakan nama Tuhan dan penulisan dengan satu huruf akan menimbulkan salah tafsir.
            Pembakuan kata serapan dari bahasa Arab perlu mempertimbangkan tata bunyi serta ejaan bahasa Indonesia dan kelaziman penulisan di kalangan masyarakat agar hasil pembakuan itu dapat memperlengkap kaidah ejaan yang dimuat dalam ejaan resmi dan bermanfaat bagi pembinaan bahasa Indonesia (Effendi, 1994: 226).
2.      Alif Danya Munsyi
Kata-kata yang berkembang dalam bahasa Indonesia mengalami pergeseran arti dan pemakaiannya bersama dengan berubahnya lafaz dan ejaan atasnya, mulai dari tulisan aslinya, kemudian ke Arab gundul atau Arab-Melayu sampai ke transkripsi Latinnya (Munsyi, 1996: 21). Kata-kata yang dimaksud antara lain:
a.       gapura dalam bahasa Indonesia berarti “pintu gerbang”, padahal berasal dari bahasa Arab yaitu ghafara yang memiliki arti “amat mengampuni”.
b.      kitab dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai buku-buku yang berhubungan dengan agama, sedangkan dari bahasa Arab kitab adalah buku
3.      Mustakim



















            Bahasa Indonesia berkembang dari waktu ke waktu (bersifat dinamis). Bahasa Indonesia tidak semata-mata berasal dari “bahasa asli Indonesia”—melainkan meminjam dari beberapa kata asing dan bahasa daerah, kemudian kata-kata tersebut mengalami perubahan dalam segi perubahan fonologis, fungsi gramatis, maupun perubahan semantis sehingga terciptalah kata serapan.  Kata serapan sendiri tidak serta merta diambil dan diubah begitu saja, melainkan dengan empat cara yang lazim ditempuh yakni: adopsi, adaptasi, penerjemahan, serta kreasi.
            Bahasa Arab merupakan bahasa yang mempunya andil besar dalam proses perkembangan dan memperkaya kosa kata bahasa Indonesia (Nanang, 2007:97). Dr. Nikolaos van Dam mengatakan, “Sebagian besar kata serapan Arab tidak mengandung jejak kolokial apa pun, yang bisa memberikan petunjuk daerah asal kata tersebut karena bentuknya yang klasik” (bahasakita.com). Kolokial di sini maksudnya adalah bahasa standar orang kebanyakan (bahasa sehari-hari masyarakat tutur di suatu daerah) dan tentunya merupakan bahasa lisan. Sementara bentuknya yang klasik itu sendiri maksudnya adalah bahasa yang memiliki nilai seni tinggi--karena kosakata Arab yang merupakan bahasa pengungkapan agama Islam mulai berpengaruh ke dalam bahasa Melayu terutama sejak abad ke-12 saat banyak raja memeluk agama Islam. (Wikipedia.co.id). Kemungkinan besar itulah yang menyebabkan bahasa Arab yang lebih berpengaruh di kalangan anggota kerajaan menjadi bahasa yang “tinggi”.  Bahasa itu memang diperkenalkan oleh saudagar dari Persia. Namun penyebarannya bukan hanya dari perdagangan, melainkan tersiar melalui ajaran agama Islam dan sastra Melayu—lalu tersebar oleh masyarakat ke seluruh tanah air.
            Badudu (1993:203) mengatakan ”kata-kata serapan dari bahasa Arab masuk ke dalam bahasa Indonesia karena pengaruh agama Islam yang dianut oleh lebih dari 90% rakyat Indonesia yang berasal dari bahasa Arab ialah kosakata yang secara langsung diserap dari bahasa Arab, baik lafal dan ejaan yang disesuaikan dengan pengucapan bahasa Indonesia.”
            Gorys Keraf (2004:54) mengatakan, “Bahasa Indonesia banyak sekali menerima kata asing. Pemahaman arti kata-kata asing itu akan lebih mantap, bila kita memahami pula arti aslinya, serta mengetahui sejarah bentuk katanya. Di samping itu, etimologi beberapa kata asli Indonesia dapat pula membantu kita memahami arti kata secara lebih baik.”
Dalam analisis perubahaan unsur serapan dari bahasa Arab, dapat kita menemukan kosa kata Arab yang dapat dijadikan pembendaharaan kosa kata bahasa Indonesia. Sesuai dengan kutipan di atas, sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu akar kata yang diserap sehingga kita dapat mengetahui arti kata-kata serapan. Misalnya “Kata “amal” dalam bahasa Arab berarti perbuatan (baik atau buruk). Tetapi, dalam bahasa Indonesia “amal” dapat berarti perbuatan yang bernuansa makna baik.” (Nanang: 103).

Cara adopsi dapat terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing secara keseluruhan.
Contoh:
Abad,
Abjad,
Akbar,
Fasih,
Fitnah,

Cara adaptasi yang dilakukan terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing tersebut, sedangkan ejaan atau cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia. Dalam hal ini adanya perubahan fonologis kosakata serapan dari bahasa Arab.
Contoh:
Shabar             : Sabar
Maqbul            :Makbul
Nafs                : Nafsu

Fonem-fonem /a/, /b/, /c/, /d/, /e/, /f/, /g/, /h/, /i/, /j/, /k/, /l/, /m/, /n/, /0/, /p/, /q/, /r/, /s/, /t/, /u/, /v/, /w/, /x/, /y/, dan /z/ yang digunakan dalam kosa kata bahasa Indonesia adalah fonem-fonem yang sesuai dengan sistem fonologi dalam bahasa Indonesia. Di samping itu juga terdapat fonem /kh/ dan /sy/ yang pada awalnya berasal dari bahasa Arab—bukan fonem asli Indonesia.
Contoh:
khusus,
syukur,
tamasya,
khasiat.





























DAFTAR PUSTAKA
Effendi, S. 1994. Panduan Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Jaya.
Heryana, Nanang. 2007. Pemerkayaan Bahasa Indonesia. Pontianak: Tangjungpura.
Munsyi, Alif Danya. 1996. 9 dari 10 kata Bahasa Indonesia adalah Asing. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Mustakim. 1992. Tanya Jawab Bahasa Indonesia Untuk Umum. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.



Comments

  1. kak pontianak nya dimana? boleh liat bukunya? mau pinjm atau beli

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts